Selasa, 06 Desember 2016

Teruntuk Muslim, Pahlawan Negeri

       

Oleh Asa Punima

         Persoalan pahlawan sama halnya dengan kemerdakaan suatu bangsa. Atas jasa-jasa pahlawanlah, generasi penerus saat ini dapat menikmati manisnya kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa pemberontakan dan ancaman setiap waktunya. Memperjuangkan kebenaran dan keadilan adalah prinsip pahlawan untuk mendapatkan pengakuan kebebasan. Dan di setiap langkah perjuangan itu akan selalu ada pengorbanan yang berarti. Pengorbanan tiada henti untuk mencapai puncak tertinggi. Sungguh, hanya orang-orang tak berbudi yang enggan menghargai jasa-jasa pahlawan negeri. Sungguh, orang-orang tak berbudi termasuk golongan merugi. Hormat kami, wahai pahlawan bangsa.

Lantas bagaimana dengan seorang muslim di negeri ini? Negeri Indonesia tercinta ini. Tanah air dengan jumlah muslim terbesar di dunia, apakah bisa menjadi peluang atau bahkan ancaman bagi negeri ini? Mari kita jawab dalam hati kita masing-masing.

      Lalu, apakah muslim itu dapat dikatakan sebagai pahlawan? Setiap orang di belahan dunia manapun sangat memungkinkan untuk menjadi seorang pahlawan, termasuk muslim di dalamnya. Pahlawan adalah orang yang memperjuangkan suatu kebenaran untuk memperoleh sebuah kemerdekaan baik untuk dirinya maupun orang lain. Begitu pula dengan muslim, hidup dan matinya adalah untuk menegakkan kebenaran (al haq) dan menggapai ridho Allah subhanahu wa ta’ala. Lelah, tangis, duka karena perjuangan tiada habisnya tak menjadi penghalang bagi muslim untuk terus berjuang menegakkan kalimatullah di negeri yang penuh dengan sandiwara ini. 

         Walaupun muslim tersebar di seluruh pelosok negeri, hanya beberapa persen saja yang dengan tulus ikhlas berjihad di jalan Allah. Hanya muslim yang terketuk hatinya untuk selalu berjuang dalam kebenaran. Hanya muslim taat yang hatinya selalu resah dan mawas ketika kebenaran sudah tidak menjadi prioritas utama lagi. Hanya muslim yang bersih hatinya yang akan selalu berusaha membebaskan saudaranya dari penindasan dan tipu daya. Kilauan dunia yang mempesona terkadang melenakan hati manusia. Keyakinan yang terbangun sekian lama berangsur rapuh hanya karena sedikit goncangan yang terkadang memberikan ketakutan pada bangunan keyakinan itu. Semakin rapuh keyakinan itu tentu akan membuat kaum-kaum yang benci terhadap Islam tertawa menggelegar tanpa ragu.

Sungguh ironis, masih banyak kaum muslim yang tertipu oleh manisnya dunia yang hanya sementara dan melupakan indahnya surga yang abadi. Sangat disayangkan ketika masih sangat sedikit muslim yang berjihad karena Allah. Semoga Allah selalu membukakan hati kita untuk cahaya Islam.

         Lantas, apa yang menjadi penghalang seorang muslim untuk selalu menjadi pahlawan bagi negeri ini? Tidakkah kita bersyukur atas cahaya Islam yang masuk ke dalam hati kita masing-masing? Bukankah ini adalah anugerah yang indah untuk kita? Apa yang membuat kita tak rela untuk berkorban demi menegakkan kebenaran dalam negeri ini? Apa kontribusi kita terhadap Islam yang sudah membesarkan kita hingga detik ini? Apa yang sudah kita berikan pada pahlawan Islam, para syuhada’ yang telah mendahului kita? Sudahkah kita tak berbudi lagi hingga tega melupakan jasa orang-orang yang sudah memberikan cahaya Islam di seluruh negeri? Mari renungkan. 

" Hidup atau Mati "

Jalan - jalan ke Kulon Progo


Destinasi :
Bukit Moyeng dan Sungai Mudal

Tartil Crew


Koordinator Tartil JogjaJE Club : Rosadi
Penanggung Jawab : Abdul Malik, S.P.

PJ Tahsin : Muslim Tabah
PJ Tahfidz : Rosadi
PJ TPA : Abdul Malik, S.P.

Anggota Putra : 
Andi Setiawan | Rahmat Setiawan | Muhsin Shidiq | Husain | Taufiq | Umar | 
Febri | Fahmi Ghozali | Fuad Anshori | Rizqi | Fahrizal | Ibnu | Mustofa
Ariel Seto | Farid 

Anggota Putri :
Shofi | Aidah| Aprilia |Aidha | Yuliana | Kusumawati | Amalia | Qonitah |
Tutut | Fitri | Farida

Profil TARTIL


Tartil JogjaJE Club merupakan sebuah kelompok mahasiswa yang memiliki minat 
untuk belajar dan aktif dalam kegiatan Tahsinul qur'an, Tahfidz, dan TPA

Bentuk kegiatan dari Tartil meliputi Liqo' atau kelompok belajar yang dilaksanakan
setiap hari Senin malam pukul 19.30 di MTA Depok. Materi yang disampaikan 
meliputi : makhorijul huruf, tajwid, tips hafalan, dll.

Untuk kegiatan TPA dilaksanakan pada hari Kamis sore pukul 16.00 juga di MTA Depok
bersamaan dengan pengajian gelombang kamis. TPA diadakan bertujuan untuk 
menjadi media belajar bagi adik adik yang tidak mengikuti pengajian.

Sampai saat ini Tartil JogjaJE Club telah memandu kegiatan Tahsin 
di beberapa cabang diantaranya :
                                       
                                  1. Cabang Depok (ibu-ibu) : Setiap Selasa Sore Pukul 16.00
                                  2. Cabang Ngaglik (bapak-bapak) : Setiap Selasa Sore Pukul 17.00
                                  3. Cabang Kalasan (bapak-bapak) : Setiap Kamis Malam Pukul 19.30
                                  4. Cabang Kalasan (ibu-ibu) : Setiap Sabtu Sore Pukul 16.00
                                  5. Cabang Turi (bapak dan ibu) : Setiap Ahad Sore Pukul 16.00